Reporter :
Kategori :
Telusur
Oleh: Frieda Amran (Antropolog. Mukim di Belanda)
Van Hasselt mengumpulkan beberapa contoh tahyul Melayu yang lain. Beberapa diceritakannya di sini.
Ali, putra Nabi Mohammad, dikenal oleh orang Melayu dengan nama Toeankoe Bagindo Ali. Konon ia tinggal di ruang antara bumi dan langit. Dalam cerita rakyat Melayu, ia adalah doebalang Mohammad dan tersohor karena memiliki kekuatan yang luar biasa. Seandainya bumi memiliki pegangan, dengan muda ia dapat mengangkatnya. Dan, ia menantang malaikat untuk mengambil jiwanya bila bila mereka sanggup melakukannya, tetapi itu tak mungkin dapat dilakukan karena Toeankoe Bagindo Ali tak dapat mati. Ketika para melaikat mencabut nyawanya, ia tenang-tenang tiduran di dalam liang lahat sampai seorang malaikat datang untuk melihat kuburnya. Ketika malaikat itu mendekat, Toeankoe Bagindo Ali segera mencengkeram sayap malaikat itu sehingga berhasil keluar dari kuburannya dan ikut terbang ke langit.
Pagi-pagi, bila terdengar suara gemuruh di langit, orang mengatakan: “Dengarlah. Itu adalah suara kuda Toeanku Bagindo Ali yang hendak pergi ‘soembajang’”.
Di Soengei Simanoeng, sebuah dusun kecil di tepian Sikiah, di selatan Dataran Tinggi Padang, seseorang bercerita kepada van Hasselt. Kira-kira setengah hari perjalanan, di di dalam rimba ada tempat bernama Ranah Randjoeng Boengo. Di tempat ada tujuh air tujuh. Orang di sekitarnya menyebut Pantjoeran Toedjoe. Dahulu kala, air itu memancur setelah melewati pipa-pipa gading.
Pancuran itu merupakan pemandian tujuh orang putri: Poetri Toewo, Poetri Roendoe, Poetri Padoewe-Djama, Poetri Bambang, Poetri Soerau, Poetri Sari-Soeto, Poetri Taroejo-Mato dan Poetri Bongsoe. Walaupun biasanya ‘Poetri’ menunjukkan anak perempuan raja, ketujuh putri yang datang mandi itu adalah mahluk halus. Mereka biasanya turun dari langit untuk mandi pada hari Kamis. Setelah segar, seorang perempuan tua—Mande Roegia--yang tinggal di sebuah pondok di dekat pancuran itu menjemput mereka untuk makan-makan kekuahan di rumahnya. Ketika tim penjelajahan itu di sana, keturunan Mande-Roegia masih tinggal di Soengei Simanoeng dan menyimpan warisan—poesako—berupa gendang atau ‘momongan’ tembaga yang disebut ‘si pangkiang rimbo’. Nama itu berarti ‘yang bersuara jernih dari hutan’.
Van Hasselt juga mencatat bahwa di jalan, di antara Takoeng ke Pulau Poendjoeng, ada batu besar yang dikenal dengan dama Batoe Badarah. Konon, bercak-bercak darah yang tidak dapat dibersihkan, memenuhi permukaan batu itu dan ternak yang dibawa melewati batu itu, akan segera mati. Benarkah? Walahualam.
Jin, ‘oerang aloes’, setan dan ‘antoe’ adalah nama-nama umum untuk mahluk halus yang jahat. Yang termasuk di dalam kategori ini adalah palasik, tjindakoe, iblis, mabou-boengo, mambang, jin di bawah laut, pari, dewa, djanoen, tindoeng, lengah, binti, gando-kajo dan loder api meleboeroe di dalam masyarakat Koeboe.
Mahluk halus jahat yang disebut jin berjenis kelamin: ada yang lelaki, ada yang perempuan. Ada yang memeluk agama Islam dan ada pula yang tidak beragama. Jin yang terakhir itulah yang memusuhi manusia dan membawa segala macam penyakit dan malapetaka. Jin-jin itu dipimpin oleh seorang raja, yaitu Djin Toengga.
Jin lain, yaitu Djin Paboeroe selalu diikuti beberapa ekor anjing. Gonggong anjing-anjing jin itu terdengar oleh anjing-anjing di bumi dan mulailah mereka melaung tak henti-henti mendengarnya. Karena itu, bila terdengar anjing melaung malam-malam, orang harus berhati-hati karena itu menandakan bahwa Djin Paboeroe sedang berburu mangsa. Suatu saat, seorang malaikat melemparkan petir yang melukai bagi Djin Paboeroe itu. Luka itu membusuk dan ribuan ulat menggerogoti luka itu. Karena itulah, kalau Djin itu mendekat, akan tampak burung-burung yang beterbangan hendak memakan ulat-ulat itu.
Palasik sebetulnya bukan mahluk halus, melainkan manusia yang memiliki kekuatan gaib khas. Kepala dan leher atau usus mereka dapat bergerak terpisah dari tubuhnya. Pada malam hari, bagian-bagian itu meninggalkan tubuh pemiliknya dan berkeliaran ke tempat atau rumah orang yang mati, terluka, terbunuh atau baru lahir. Di sana, palasik itu menjilat-jilat darah yang ada di situ. Karena itulah, untuk menghalau palasik, di bawah rumah perempuan yang baru melahirkan, selalu diletakkan batang-batang kayu berduri.
Jikalau ada orang yang terluka dan darah dari luka itu tak dapat dihentikan, maka hal itu disebut ‘lai lasik den palasik’, dengan kata lain: palasik telah menghisap darah itu. Bila itu terjadi, orang yang terluka tadi tak akan sembuh dan akan meninggal dunia.
Terkadang terjadi perkawinan di antara wanita biasa dengan lelaki palasik. Tentunya, hal ini teramat tidak diinginkan. Akan tetapi, perkawinan seperti itu terjadi juga karena tidak semua orang mengetahui siapa yang palasik, siapa yang bukan. Palasik itu mampu membuat dirinya tak terlihat. Namun, yang memahami akan dapat mengenalinya dari suaranya. Bagaimana suara khas palasik itu? Entahlah.
*Pustaka Acuan: Van Hasselt. ‘Volksbeschrijving en Taal,’ dalam Midden-Sumatra: Reizen en Onderzoekingen der Sumatra-Expeditie, 1877-1879 (Prof PJ Veth, ed). Leiden: EJ Brill. 1882 (hal 70-
Rabu, 03 Maret 2021 08:25
WIB Diduga Disunat, Dewan Pertanyakan Setoran Retribusi Terminal MuarabulianKajanglako.com, Batanghari - Uang setoran retribusi Terminal Muarabulian diduga disunat. Hal ini diungkapkan Anggota DPRD Kabupaten Batanghari. Menurut |
Selasa, 02 Maret 2021 21:31
WIB Bahas Honorer Nonkategori, DPRD Merangin Panggil Diknas dan BKDKajanglako.com, Merangin - Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Merangin hearing dengan Dinas Pendidikan Kebudayaan dan BKPSDM Merangin, |
Perspektif Jokowi dan Anies BaswedanOleh: Riwanto Tirtosudarmo* Mungkin ada banyak perbedaan antara keduanya. Gaya bicaranya, blusukannya, taktik melobinya, politik identitasnya dan |
Perspektif Ada Yang Membusuk dalam Darah di Tubuh KitaOleh: Riwanto Tirtosudarmo* Mungkin di tubuh saya dan sebagian dari kita sudah ada virus covid-19, tetapi tidak ada gejala yang tampak dari luar. Kita |
Sejarah Jambi Walter M GibsonOleh: Frieda Amran (Antropolog. Mukim di Belanda) Dalam rangka menyiapkan tulisan untuk rubrik ‘Telusur Jambi,’ saya teringat pada satu tas |
Jumat, 29 Januari 2021 09:03
WIB
Makin Nyaman Antar Paket, IDexpress Kenalkan Gerai Ekspedisi Terbaik Untuk Warga Jambi |
Kamis, 21 Januari 2021 17:50
WIB
Di Paripurna DPRD, Gubernur Fachrori Umar Pamit dari Jabatan Gubernur |
Kamis, 11 Juni 2020 11:33
WIB
70 Persen Kebutuhan Ikan di Merangin Dipasok dari Luar |
Sabtu, 07 Maret 2020 04:39
WIB
Polemik Pagar Seng PT EBN vs Pedagang BJ Dikonfrontir di Meja Hijau DPRD |
Natal dan Refleksi Keagamaan Jumat, 28 Desember 2018 07:09 WIB Berbagi Kasih Antar Sesama Suku Anak Dalam |
Festival Budaya Bioskop Jumat, 16 November 2018 06:20 WIB Bentuk Museum Bioskop, Tempoa Art Digandeng Institut Kesenian Jakarta |
PT : Media Sinergi Samudra
Alamat Perusahaan : Jl. Barau barau RT 25 Kel. Pakuan Baru, Kec. Jambi Selatan – Jambi
Alamat Kantor Redaksi : Jl. Kayu Manis, Perum Bahari I, No.C-05 Simpang IV Sipin Telanaipura Kota Jambi (36122)
Kontak Kami : 0822 4295 1185
www.kajanglako.com
All rights reserved.