Senin, 22 Februari 2021 16:29
WIB
Reporter :
Kategori :
Pustaka
Buku Pasang Nasik Kulit Berwarna. Terjemahan dari Buku The Rise Tide of Color
Oleh Manuel Kaisiepo*
Masih dalam suasana peringatan ulang tahun Presiden pertama RI Soekarno, 6 Juni, dan suasana terkini gelombang demonstrasi anti rasialisme yang tengah berlangsung di Amerika, saya teringat salah satu buku lama yang sering dikutip Soekarno. Buku itu karya penulis Amerika Lothrop Stoddard, “The Rise Tide of Color”, yang terbit satu abad lalu (1920).
Begitu berpengaruhnya buku itu bagi Soekarno, sehingga dia memprakarsai penerbitannya dalam bahasa Indonesia berjudul Pasang Naik Kulit Berwarna (terbit tahun 1966).
Baca Juga
Sengketa Rumah Ibadah dan Kearifan Budaya Lokal Jambi
Bukan saja memprakarsai terjemahannya, Soekarno juga menulis Kata Pengantar. Bahkan Soekarno meminta ditambahkan satu bab baru dalam buku terjemahan ini. Judulnya "Pasang Naik Gerakan Nasional di Indonesia".
Lothorp Stoddard, jurnalis dan ilmuwan politik lulusan Universitas Harvard dan Boston adalah sosok kontroversial, seperti juga karya-karyanya yang menimbulkan debat pro-kontra. Dia pendukung paham "white supremacy".
Pikiran-pikirannya yang disebut "pembenaran ilmiah" terhadap rasialisme, sering menjadi rujukan penting saat itu. Misalnya konsepnya tentang "Under-man" atau "Untermensch" menjadi referensi penting bagi kaum Nazi Jerman, yang mengunggulkan ras Aria dan anti Yahudi. Itu sebabnya sebuah jurnal Yahudi di Amerika menuduh Stoddard adalah anggota organisasi rasis Ku Klu Klan.
Sebenarnya judul lengkap dari bukunya di atas adalah "The Rising Tide of Color: Againts White World-Supremacy." Jadi fenomena "kebangkitan" itu dipahami sebagai ancaman terhadap supremasi kulit putih di dunia sejak dulu.
Stoddard memang pendukung supremasi kulit putih, anti percampuran ras untuk menjaga "kemurnian" ras kulit putih, bahkan pernah mengusulkan RUU anti-miscegenasi (kawin campur).
Stoddard menulis bukunya di atas berdasarkan kajiannya atas fenomena kebangkitan gerakan nasionalis di berbagai bagian dunia. Tetapi buku itu juga dilatarbelakangi kekhawatiran meningkatnya jumlah dan pengaruh penduduk kulit hitam dan berwarna lainnya di Amerika.
Stoddard mengkhawatirkan ancaman kebangkitan kulit berwarna terhadap dominasi kulit putih dalam kehidupan ekonomi dan politik.
Pikiran-pikiran Stoddard tentang soal ini dapat dibaca pada beberapa bukunya yang lain, salah satunya Racial Realities In Europe (1924).
Namun di balik pikiran-pikirannya yang rasialis, Stoddard sebenarnya mampu menganalisis secara tepat dua fenomena sosial penting, yang belum banyak disadari eksistensinya dan karena itu belum cukup dikaji oleh ilmuwan atau pemikir lainnya saat itu.
Pertama, fenomena bertambahnya jumlah populasi penduduk kulit hitam dan kaum migran non-Eropa lainnnya. Stoddard sudah memprediksi dampak dari fenomena ini terhadap supremasi kulit putih.
Kedua, fenomena kebangkitan gerakan-gerakan nasionalis di berbagai bagian dunia sejak awal abad 19. Termasuk juga gerakan nasionalis di Indonesia, yang hanya sekilas disinggung oleh Stoddard (itu sebabnya Soekarno menyuruh ditambahkan satu bab khusus tentang Indonesia dalam terjemahan Indonesia buku tersebut).
***
Sudah genap satu abad sejak buku Stoddard pertama kali diterbitkan (1920). Tapi apa yang dikaji dan diprediksi Stoddard satu abad lampau itu ternyata masih relevan.
Bahkan sebagian prediksinya tampak menjadi kenyataan, kalau kita hubungkan dengan akar persoalan di balik gelombang demonstrasi yang tengah melanda Amerika saat ini.
Ketika ilmuwan besar Samuel P. Huntington menerbitkan bukunya Who Are We? The Challenges to America's National Identity (2004), atau Amy Chua dengan bukunya Political Tribes: Group Instinc and The Fate of Nations (2018), keduanya seakan memperbarui atau sedang menyajikan pemutakhiran fakta dari fenomena lama yang sudah dikaji Stoddard satu abad lalu.
Banyak orang menuding sikap dan kebijakan Presiden Trump sebagai pemicu konflik rasial di Amerika saat ini. Untuk sebagian betul. Tetapi sesungguhnya rasialisme adalah fenomena lama di Amerika (dan sebagian Eropa) yang setiap saat dapat muncul kembali ke permukaan. Kemunculannya memang dapat menjadi dahsyat, ketika yang memimpin negeri itu orang macam Trump.
*Intelektual Publik. Dalam masa kepresidenan K.H. Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Manuel Kasiepo diangkat menjadi Menteri Negara Percepatan Pembangunan Kawasan Timur Indonesia. Sosok Manuel Keisiepo ditulis oleh Riwanto Tirtosudarmo dalam rubrik “Sosok” Kajanglako.com
Tag : #Pustaka #Rasialisme di Amerika #Supremasi Kulit Putih #Soekarno
Perspektif Jokowi dan Anies BaswedanOleh: Riwanto Tirtosudarmo* Mungkin ada banyak perbedaan antara keduanya. Gaya bicaranya, blusukannya, taktik melobinya, politik identitasnya dan |
Perspektif Ada Yang Membusuk dalam Darah di Tubuh KitaOleh: Riwanto Tirtosudarmo* Mungkin di tubuh saya dan sebagian dari kita sudah ada virus covid-19, tetapi tidak ada gejala yang tampak dari luar. Kita |
Sejarah Jambi Walter M GibsonOleh: Frieda Amran (Antropolog. Mukim di Belanda) Dalam rangka menyiapkan tulisan untuk rubrik ‘Telusur Jambi,’ saya teringat pada satu tas |
Hari Sampah Peringati Hari Sampah Lewat Program Sepuluh Jari MenganyamJAMBI--Memperingati hari sampah yang jatuh setiap 21 Februari, masyarakat Jambi diajak untuk lebih peduli lingkungan. Mulai dari diri sendiri. Mulai dari |
Sengketa Rumah Ibadah Sengketa Rumah Ibadah dan Kearifan Budaya Lokal JambiOleh: Juparno Hatta* Di mata dunia internasional, Indonesia dikenal dengan nilai toleransi yang tinggi di tengah-tengah kemajemukan sebagai sebuah kesemestian. |
Senin, 22 Februari 2021 16:29
WIB
Rabu, 10 Februari 2021 13:23
WIB
Sabtu, 30 Januari 2021 04:42
WIB
Selasa, 19 Januari 2021 10:08
WIB
Minggu, 10 Januari 2021 11:04
WIB
Jumat, 29 Januari 2021 09:03
WIB
Makin Nyaman Antar Paket, IDexpress Kenalkan Gerai Ekspedisi Terbaik Untuk Warga Jambi |
Kamis, 21 Januari 2021 17:50
WIB
Di Paripurna DPRD, Gubernur Fachrori Umar Pamit dari Jabatan Gubernur |
Kamis, 11 Juni 2020 11:33
WIB
70 Persen Kebutuhan Ikan di Merangin Dipasok dari Luar |
Sabtu, 07 Maret 2020 04:39
WIB
Polemik Pagar Seng PT EBN vs Pedagang BJ Dikonfrontir di Meja Hijau DPRD |
Natal dan Refleksi Keagamaan Jumat, 28 Desember 2018 07:09 WIB Berbagi Kasih Antar Sesama Suku Anak Dalam |
Festival Budaya Bioskop Jumat, 16 November 2018 06:20 WIB Bentuk Museum Bioskop, Tempoa Art Digandeng Institut Kesenian Jakarta |
PT : Media Sinergi Samudra
Alamat Perusahaan : Jl. Barau barau RT 25 Kel. Pakuan Baru, Kec. Jambi Selatan – Jambi
Alamat Kantor Redaksi : Jl. Kayu Manis, Perum Bahari I, No.C-05 Simpang IV Sipin Telanaipura Kota Jambi (36122)
Kontak Kami : 0822 4295 1185
www.kajanglako.com
All rights reserved.